Peraturan Lemparan ke Dalam yang Benar dalam Sepak Bola. Lemparan ke dalam atau throw-in merupakan salah satu cara restart permainan yang paling sering terjadi dalam sepak bola. Setiap kali bola keluar melewati garis samping, lemparan ini menjadi momen untuk melanjutkan permainan dengan cepat. Meski terlihat sederhana, aturan lemparan ke dalam cukup ketat untuk menjaga keadilan dan mencegah keuntungan tidak wajar. Dalam Laws of the Game 2025/26, prosedur dasar tetap sama seperti tahun-tahun sebelumnya, tapi penekanan pada eksekusi yang benar semakin kuat, terutama terkait posisi kaki dan penggunaan kedua tangan. Pelanggaran lemparan sering menjadi sumber kontroversi kecil, namun pemahaman aturan yang baik membantu permainan berjalan lebih lancar dan adil. REVIEW WISATA
Prosedur Eksekusi Lemparan ke Dalam: Peraturan Lemparan ke Dalam yang Benar dalam Sepak Bola
Lemparan ke dalam dilakukan dari titik bola keluar garis samping, atau paling dekat dengan titik tersebut. Pemain yang melempar harus menghadap lapangan, menggunakan kedua tangan secara simetris dari belakang kepala melalui atas kepala dalam satu gerakan kontinu. Bola harus dilepaskan saat berada di atas kepala, bukan dari samping atau bawah.
Posisi kaki sangat penting: kedua kaki harus menyentuh tanah, dan sebagian dari kedua kaki harus berada di atau di belakang garis samping. Pemain boleh mengangkat tumit, tapi tidak boleh melangkah masuk ke lapangan sepenuhnya sebelum bola dilepas. Ini mencegah lemparan jarak jauh yang berlebihan. Bola dalam permainan segera setelah meninggalkan tangan dan masuk ke lapangan. Jika lemparan benar, pemain lawan tidak boleh mengganggu, dan jarak minimal tidak diwajibkan seperti pada free kick.
Pelanggaran Umum dan Sanksi: Peraturan Lemparan ke Dalam yang Benar dalam Sepak Bola
Pelanggaran lemparan ke dalam paling sering adalah posisi kaki yang salah, seperti satu atau kedua kaki masuk ke lapangan saat melempar. Ini disebut foot fault, dan langsung beri lemparan ke tim lawan. Pelanggaran lain termasuk melempar dengan satu tangan dominan, tidak dari belakang kepala, atau gerakan tidak kontinu—semua ini dianggap tidak fair play.
Jika pemain melempar bola langsung ke gawang lawan dan masuk, gol tidak sah; diberi goal kick. Sebaliknya, jika masuk gawang sendiri, diberi tendangan sudut kepada lawan. Pemain yang melempar tidak boleh menyentuh bola lagi sebelum disentuh pemain lain, jika ya, diberi indirect free kick kepada lawan. Sanksi kartu jarang diberikan kecuali ada perilaku tidak sportif berulang, seperti sengaja menunda lemparan untuk wasting time.
Variasi dan Klarifikasi Terkini
Di kompetisi profesional, lemparan ke dalam sering dimanfaatkan secara taktis, seperti lemparan panjang untuk serangan cepat. Namun, aturan tetap melarang trik seperti memantulkan bola ke tanah sebelum melempar—itu dianggap tidak sah. Klarifikasi terkini menekankan bahwa pemain boleh berlari pendek sebelum melempar selama kaki tetap sesuai posisi, tapi tidak boleh melompat atau drag kaki masuk lapangan.
Untuk kiper, jika menerima lemparan dari rekan, tidak boleh memegang bola lebih dari enam detik, sama seperti back pass. Di level pemuda atau futsal, ada modifikasi, tapi di sepak bola 11 orang profesional, aturan ketat ini diterapkan konsisten. Dengan bantuan asisten wasit yang memantau garis samping, pelanggaran kecil semakin jarang lolos, membuat restart ini lebih cepat dan adil.
Kesimpulan
Peraturan lemparan ke dalam mungkin sederhana, tapi detailnya krusial untuk menjaga integritas permainan sepak bola. Prosedur kedua tangan, posisi kaki yang benar, dan gerakan kontinu memastikan tidak ada keuntungan curang dari restart yang sering ini. Pada Laws of the Game 2025/26, fokus pada eksekusi fair play membuat lemparan ke dalam tidak lagi jadi sumber perdebatan berlarut. Pada akhirnya, aturan ini mendukung alur permainan yang cepat dan strategis, sambil tetap mudah dipahami oleh pemain semua level. Dengan penerapan yang konsisten, lemparan ke dalam akan terus menjadi bagian lancar dari drama sepak bola modern.
