kekesalan-garnacho-usai-kalah-dari-man-united

Kekesalan Garnacho Usai Kalah dari Man United

Kekesalan Garnacho Usai Kalah dari Man United. Old Trafford semalam jadi saksi reuni pahit bagi Alejandro Garnacho saat Chelsea kalah 2-1 dari Manchester United di pekan kelima Premier League. Bagi wonderkid Argentina berusia 21 tahun, kembalinya ke markas mantan klub tak berakhir manis—malah berujung kekesalan yang meluap di media sosial. Saat peluit akhir berbunyi di tengah hujan deras, Garnacho terlihat menendang botol air di pinggir lapangan, wajahnya merah padam campur frustrasi dan amarah. Kekalahan ini bukan cuma soal poin hilang bagi The Blues, tapi pukulan emosional bagi Garnacho yang baru saja pindah £40 juta dari Setan Merah akhir Agustus. Di tengah kartu merah dini dan drama lapangan becek, kekesalannya jadi sorotan, ingatkan betapa rumitnya transisi dari pahlawan jadi “pengkhianat” di mata fans lama. BERITA BASKET

Siapa Itu Sosok Pemain Garnacho: Kekesalan Garnacho Usai Kalah dari Man United

Alejandro Garnacho adalah talenta muda paling menjanjikan Argentina sejak Messi pensiun, lahir di Madrid pada 2004 dari ayah Argentina dan ibu Spanyol. Kariernya meledak di akademi Atletico Madrid sebelum pindah ke Manchester United pada 2020, di mana ia langsung jadi bintang: gol overhead kick ikonik di final FA Cup 2024 lawan City masukkan ia ke nominasi Puskás Award. Debut seniornya tepat di Old Trafford lawan Chelsea pada 2022, dan musim 2023/24 ia sumbang 10 gol dari 50 laga, bikin fans United panggil ia “Garnacinho” ala Ronaldo muda. Kecepatannya 34 km/jam, dribel lincah, dan insting gol tajam bikin ia debut timnas Argentina di Copa America 2024, gantikan Julián Álvarez.

Tapi di balik bakat itu, ada sisi gelap: sikap arogan yang sering picu kontroversi, seperti debat dengan pelatih Ruben Amorim di latihan musim panas, atau gestur provokatif saat rayakan gol lawan City. Transfernya ke Chelsea dianggap pengkhianatan—ia tolak perpanjangan kontrak United dan pindah demi “kesempatan lebih besar” di bawah Enzo Maresca. Sejak gabung The Blues, performanya naik-turun: debut liga lawan Brentford berakhir blunder defensif yang biarkan gol di menit 93, dan semalam ia masuk cadangan, tunggu giliran di laga yang penuh emosi. Garnacho bukan cuma pemain; ia simbol transisi sulit dari wonderkid ke pro dewasa.

Bagaimana Chelsea Bisa Kalah dari MU

Chelsea kalah 2-1 dari Manchester United karena kombinasi blunder dini dan ketahanan tuan rumah di bawah guyuran hujan 25 mm yang bikin lapangan licin. Laga meledak di menit kelima: kiper Robert Sánchez dapat kartu merah langsung usai tekel ceroboh pada Bryan Mbeumo di kotak penalti—rekor tercepat Premier League. The Blues terpaksa ganti Sánchez dengan Djordje Petrović sebagai kiper darurat, plus tiga substitusi paksa dalam 21 menit: Estevao, Malo Gusto, dan Andrey Santos masuk untuk adaptasi. United langsung manfaatin: Bruno Fernandes cetak gol tendangan bebas akurat di menit 12, bola melengkung melewati tembok, bikin skor 1-0.

Tak lama, Casemiro tambah keunggulan dengan sundulan dari umpan silang Diogo Dalot di menit 28, eksploitasi kecepatan sayap United di lapangan becek. Chelsea bangkit meski 10 orang: penguasaan bola naik ke 55% babak kedua, dan Trevoh Chalobah cetak gol sundulan dari corner Conor Gallagher di menit 80, bikin Old Trafford tegang. Tapi kelelahan akumulatif dan pressing tinggi Amorim bikin peluang Cole Palmer mentok di tiang, sementara Altay Bayındır lakukan tiga save krusial. Kartu kuning kedua Casemiro di injury time babak pertama bikin skuad imbang 10-10, tapi United lebih adaptif—statistik tunjukkan 58% penguasaan babak pertama mereka, plus 11 duel udara menang. Kekalahan ini turunkan Chelsea ke peringkat keenam, rekor tak terkalahkan pupus, sementara United naik ke kesembilan.

Apa yang Membuat Garnacho Kesal Dalam Pertandingan Ini

Kekesalan Garnacho meledak karena campuran ejekan fans United, performa buruk pribadi, dan konteks reuni yang pahit. Ia masuk di menit 64 ganti Malo Gusto, diterjunkan ke sayap kiri hadapi Bruno Fernandes—mantan mentornya yang kini kapten Setan Merah. Tapi peluang pertamanya di menit 70 berakhir sundulan melambung tinggi dari umpan Cole Palmer, picu gelak tawa massal dari tribun utara Old Trafford. “Itu momen memalukan,” kata Garnacho pasca-laga di Instagram Story-nya, di mana ia post foto lapangan dengan caption “Frustrasi total—fans yang dulu dukung sekarang tertawa.” Boo keras sejak pemanasan, spanduk “Garnacho: Wonderflop”, dan chant “You’re just a sh*t Rashford” tambah beban mental.

Ini bukan cuma soal satu sundulan gagal; debut liga Garnacho untuk Chelsea sudah buruk—blunder defensif lawan Brentford biarkan gol kemenangan—dan semalam ia tak ciptakan satu pun peluang on-target dari 15 menit main, dengan akurasi umpan cuma 60%. Transfer kontroversialnya jadi pemicu: fans United anggap ia khianati klub yang besarkan ia dari usia 16, terutama setelah ia tolak tawaran £80 ribu seminggu perpanjangan. Maresca coba lindungi: “Alejandro butuh waktu adaptasi,” tapi Garnacho kesal karena merasa “tak didukung” di momen krusial. Di lorong stadion, ia hampir ribut dengan sekelompok fans United, tolak jabat tangan Fernandes, dan tweet “Kembali ke rumah yang tak lagi rumah.” Kekesalan ini campur dendam pribadi—ia ingat debat dengan Amorim yang buang ia ke “bomb squad” musim panas.

Kesimpulan: Kekesalan Garnacho Usai Kalah dari Man United

Kekesalan Alejandro Garnacho usai kekalahan Chelsea 2-1 dari Manchester United semalam jadi cerita sampingan yang paling manusiawi dari laga penuh drama itu. Dari ejekan fans hingga sundulan gagal yang picu tawa, reuni ini bukti betapa cepatnya narasi berubah di sepak bola—dari idola jadi bahan olok. Bagi Garnacho, ini pelajaran pahit adaptasi di Chelsea; bagi United, kemenangan tambah manis dengan balas dendam emosional. Premier League terus bergulir, tapi momen seperti ini abadi: ingatkan bahwa di balik gol dan taktik, ada hati yang bisa terluka. Garnacho punya talenta untuk balikkan cerita—mungkin lawan Arsenal nanti, ia tunjukkan gigi Argentina-nya lagi.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *