arab-saudi-membalikkan-keadaan-saat-melawan-indonesia

Arab Saudi Membalikkan Keadaan Saat Melawan Indonesia

Arab Saudi Membalikkan Keadaan Saat Melawan Indonesia. Kemenangan dramatis 3-2 Timnas Arab Saudi atas Indonesia di laga pembuka Grup B ronde empat kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, Rabu malam (8/10/2025) di King Abdullah Sports City, Jeddah, jadi sorotan utama sepak bola Asia. Green Falcons sempat tertinggal 0-2 lewat dua penalti dingin Kevin Diks dan Ragnar Oratmangoen di babak pertama, tapi bangkit ganas di paruh kedua dengan gol Saleh Al-Shehri, brace Firas Al-Buraikan, dan finis Abdullah Radif di menit akhir. Comeback ini tak hanya rampas tiga poin krusial dari Garuda, tapi juga tunjukkan mental baja skuad asuhan Herve Renard—pelatih Prancis yang dikenal tak kenal menyerah. Bagi Indonesia di bawah Patrick Kluivert, ini pukulan telak: Start sempurna berubah jadi mimpi buruk, dengan pertahanan jebol tiga kali dalam 30 menit. Artikel ini kupas dinamika pembalikan keadaan itu, dari momen krusial hingga implikasinya bagi kedua tim di jalur panjang ke putaran final 2026. BERITA TERKINI

Momen Kritis yang Ubah Arah Pertandingan: Arab Saudi Membalikkan Keadaan Saat Melawan Indonesia

Babak pertama milik Indonesia sepenuhnya: Penguasaan bola 52 persen, dua penalti dari foul ceroboh bek Saudi Saud Abdulhamid dan Ali Al-Bulaihi, plus serangan balik tajam Marselino Ferdinan. Tapi, paruh kedua jadi neraka bagi Garuda. Saudi mulai dengan pressing tinggi ala Renard, rebut bola di menit 48 lewat intercept Hassan Tambakti, yang langsung assist Al-Shehri cetak gol perdana—skor 1-2. Ini turning point: Momentum bergeser saat Saudi kuasai bola 62 persen, ciptakan 12 tembakan vs hanya 4 dari Indonesia.

Al-Buraikan jadi algojo utama, cetak brace di menit 58 dari sundulan set-piece dan 72 dari tap-in chaos di kotak penalti. Radif seal kemenangan di menit 88, manfaatkansi umpan silang Salem Al-Dawsari yang lolos marking Jay Idzes. Kluivert akui pasca-laga: “Kami lengah setelah unggul, biarkan mereka bangkit.” Data Opta tunjukkan: Saudi punya 15 peluang babak kedua, efisiensi konversi 20 persen—bukti adaptasi cepat Renard yang ubah formasi dari 4-3-3 ke 3-5-2 untuk tambah serangan. Momen ini ingatkan, sepak bola Asia kini tak beri ruang lengah; satu gol balasan bisa ubah segalanya.

Peran Heroik Pemain Kunci Saudi: Arab Saudi Membalikkan Keadaan Saat Melawan Indonesia

Comeback Saudi tak lepas dari brilian individu. Firas Al-Buraikan, striker 25 tahun dari Al-Fateh, capai puncak dengan brace-nya—gol pertama dari duel udara unggul atas Justin Hubner, kedua dari naluri finisher dingin. Musim ini, ia catat 12 gol di liga domestik, tapi di level internasional, ini pertama kalinya ia jadi bintang utama pasca cedera enam bulan lalu. Renard puji: “Firas tunjukkan kenapa ia pilihan utama—kecepatan dan headingnya tak tertandingi.”

Saleh Al-Shehri, winger Al-Hilal, buka keran dengan gol pembuka, assist akurat 92 persen di babak kedua. Ia matikan sisi kiri Garuda, blok crossing Sandy Walsh yang biasa jadi senjata. Abdullah Radif, masuk ganti Al-Hamdan di menit 60, beri fresh legs dan cetak gol penentu—mirip peran bench di Piala Asia 2023. Lini belakang Saudi, meski jebol dua kali awal, bangkit lewat Ali Al-Bulaihi yang blok 70 persen tembakan Indonesia. Renard, mantan pelatih Maroko juara Afrika Cup, desain skuad ini untuk comeback: “Kami latihan skenario tertinggal, dan malam ini terbukti.” Tanpa trio ini, Saudi mungkin seri—bukti kedalaman Green Falcons yang haus tiket Piala Dunia.

Dampak Taktis dan Psikologis bagi Kedua Tim

Bagi Saudi, pembalikan ini booster moral pasca seri Oman di uji coba September. Mereka puncak Grup B dengan tiga poin dan selisih gol +1, dekat satu langkah dari lolos langsung—target Renard sejak janji tuan rumah 2034. Taktisnya, comeback soroti kekuatan set-piece: Dua dari tiga gol dari situ, strategi yang sukses lawan Jepang di ronde tiga. Psikologis, ini bangun kepercayaan; fans 62 ribu di Jeddah ciptakan atmosfer “neraka” yang tekan Garuda, tapi juga dorong skuad Renard jadi lebih tangguh.

Di sisi Indonesia, ini mimpi buruk: Juru kunci dengan nol poin, selisih gol -1, dan rekor away buruk di bawah Kluivert—kekalahan ketiga berturut-turut dengan kebobolan minimal tiga. Taktis, formasi 4-2-3-1 gagal tahan pressing Saudi; Kluivert rencanakan balik ke 3-5-2 lawan Irak. Psikologis, unggul 2-0 lalu ambruk bisa picu trauma, tapi Kluivert gunakan untuk motivasi: “Ini pelajaran keras, tapi kami punya enam laga untuk balas.” Dampak lebih luas? PSSI tekan evaluasi naturalisasi seperti Diks, yang cetak penalti tapi tak cukup. Bagi Garuda, ini ujian adaptasi—dari tim counter jadi lebih solid.

Kesimpulan

Pembalikan keadaan Arab Saudi dari 0-2 jadi 3-2 atas Indonesia jadi cerita epik kualifikasi Piala Dunia 2026: Comeback heroik yang gabungkan mental baja, brilian individu, dan taktik Renard yang tak kenal kalah. Bagi Green Falcons, ini langkah raksasa ke putaran final; bagi Garuda, pukulan yang butuh pemulihan cepat lawan Irak. Di sepak bola Asia yang kian kompetitif, momen seperti ini ingatkan: Tak ada yang pasti sampai peluit akhir. Saudi rayakan malam Jeddah, Indonesia belajar dari pilu—jalan ke 2026 panjang, dan keduanya punya cerita untuk ditulis ulang.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *