Faktor Napoli Dapat Menang Lawan AC Milan. Napoli berhasil mengalahkan AC Milan dengan skor 2-0 di semifinal Supercoppa Italiana pada 18 Desember 2025 di Riyadh. Gol dari David Neres dan Rasmus Højlund cukup untuk membawa tim Antonio Conte lolos ke final, sekaligus mengeliminasi juara bertahan. Meski Milan mendominasi penguasaan bola hingga hampir 60 persen, Napoli justru lebih efektif dan terorganisir. Kemenangan ini menghentikan dua kekalahan beruntun Napoli di Serie A, sekaligus memberi momentum positif. Apa yang membuat Napoli mampu menang meski tidak menguasai bola? Artikel ini mengulas faktor-faktor utama di balik keberhasilan mereka dalam laga krusial ini. BERITA OLAHRAGA
Taktik Counter-Attack yang Efektif: Faktor Napoli Dapat Menang Lawan AC Milan
Faktor terbesar adalah pendekatan taktis Antonio Conte yang mengandalkan transisi cepat. Napoli sengaja membiarkan Milan menguasai bola, lalu menyerang balik dengan kecepatan tinggi. Skema ini terbukti mematikan, terutama melalui Højlund yang sering menahan bola di depan untuk membuka ruang bagi Neres dan Politano. Gol pertama lahir dari situasi serupa: merebut bola di lini tengah, umpan cepat ke Højlund, lalu crossing yang diselesaikan Neres. Gol kedua juga dari counter, di mana Højlund memanfaatkan ruang kosong setelah memenangi duel fisik. Milan kesulitan menghentikan transisi ini karena lini belakang mereka sering tertinggal posisi saat mendorong maju. Efisiensi Napoli terlihat dari fakta bahwa mereka mencetak dua gol dari peluang yang jauh lebih sedikit dibanding Milan.
Organisasi Pertahanan yang Solid: Faktor Napoli Dapat Menang Lawan AC Milan
Pertahanan Napoli menjadi fondasi kemenangan. Trio bek Amir Rrahmani, Juan Jesus, dan Giovanni Di Lorenzo tampil disiplin, dengan positioning cerdas yang menutup ruang di tengah. Duet lini tengah Stanislav Lobotka dan Scott McTominay sukses memotong alur passing Milan, membuat serangan lawan sering berakhir di area aman. Milan memang menciptakan beberapa peluang, tapi jarang yang benar-benar mengancam gawang Vanja Milinković-Savić. Clean sheet ini bukan kebetulan, melainkan hasil kerja kolektif yang sudah ditanamkan Conte sejak awal musim. Ketika Milan mendorong tinggi, Napoli justru nyaman bertahan dalam blok rendah, lalu memanfaatkan kesalahan lawan untuk counter. Organisasi ini membuat Milan frustrasi, terbukti dari minimnya shots on target mereka meski possession tinggi.
Kontribusi Individu Pemain Kunci
Performa individu menjadi pembeda jelas. Rasmus Højlund tampil dominan sebagai ujung tombak, dengan gol cantik dan keterlibatan di gol pertama melalui kekuatan fisik serta visi passing. Ia memenangi hampir semua duel udara dan darat, membuat pertahanan Milan kewalahan. David Neres tajam dengan penyelesaian dingin untuk gol pembuka, ditambah dribbling lincah yang merepotkan bek sayap Milan. Lobotka mengatur tempo dengan passing akurat, sementara McTominay memberikan energi tak kenal lelah di duel tengah. Leonardo Spinazzola dan Matteo Politano juga berkontribusi lewat overlapping dan lebar serangan. Di sisi Milan, meski Pulisic dan Nkunku berusaha keras, mereka kurang mendapat dukungan cukup dari lini tengah. Kontribusi Højlund dan Neres secara langsung pada skor membuat Napoli lebih klinis di momen-momen penting.
Kesimpulan
Napoli menang atas AC Milan berkat kombinasi taktik counter-attack mematikan, organisasi pertahanan solid, dan performa individu yang luar biasa dari pemain kunci seperti Højlund dan Neres. Meski kalah possession, mereka unggul dalam efisiensi dan disiplin taktis yang diterapkan Conte. Hasil 2-0 ini bukan hanya tiket ke final Supercoppa, tapi juga bukti bahwa Napoli tetap menjadi kekuatan besar di Italia musim ini. Bagi Milan, kekalahan ini menyoroti perlunya penyelesaian akhir yang lebih baik. Kemenangan di Riyadh memberi Napoli momentum berharga jelang laga-laga padat akhir tahun, sekaligus mengingatkan bahwa sepak bola sering dimenangkan oleh tim yang paling efektif, bukan yang paling mendominasi bola.
