Knockout Stage dalam Sepak Bola. Ketika fase grup berakhir, sepak bola memasuki babak mencekam, knockout stage (babak gugur). Di sini, tidak ada lagi margin untuk error, setiap pertandingan adalah final!!, di mana kekalahan berarti pulang lebih awal, sementara kemenangan membawa tim selangkah lebih dekat ke puncak kejayaan.
Apa Itu Knockout Stage?
Knockout stage ini sendiri adalah sebuah fase dalam kompetisi sepak bola di mana tim berlaga dalam sistem gugur langsung (single-elimination). Tidak seperti fase grup yang memungkinkan tim bangkit dari kekalahan, babak yang satu ini tentunya akan mengharuskan tim untuk menang atau tersingkir!.
Turnamen yang Menggunakan Sistem Knockout:
- Piala Dunia FIFA (16 besar, 8 besar, semifinal, final)
- Liga Champions UEFA (mulai 16 besar)
- Piala Europa & Conference League
- Piala Domestik (FA Cup, Copa del Rey, dll)
Mengapa Knockout Stage Begitu Spesial?
- Tekanan Psikologis : Pemain tidak hanya bertarung melawan lawan, tapi juga ketakutan akan kegagalan. Contoh: Kegagalan Brasil di Piala Dunia 2014 (1-7 vs Jerman) masih jadi trauma.
- Taktik Lebih Konservatif : Tim yang sering kali bermain dengan lebih hati-hati. Contohnya adalah: Italia di Euro 2020 yang berhasil mengandalkan pertahanan solid hingga jadi juara.
- Momen Individu yang Jadi Penentu : Satu gol tentunya bisa mengubah segalanya. Contoh terbesarnya adalah: Gol Mario Götze di final Piala Dunia 2014 untuk tim nasional Jerman.
Jenis-Jenis Pertandingan Knockout
Pertandingan Tunggal (Single Match)
- Langsung ditentukan dalam 90 menit (+ extra time/penalti).
Contoh: Final Liga Champions.
Duel Kandang-Tandang (Two-Legged Tie)
- Agregat gol menentukan pemenang.
Contoh: Babak 16 besar Liga Champions.
Sistem Gabungan
- Beberapa turnamen (seperti Piala Dunia) menggabungkan fase grup dengan knockout.
Strategi Tim di Knockout Stage
Pertahanan Rapuh = Bencana
- Tim seperti Argentina di Piala Dunia 2018 (kalah 3-4 vs Prancis) terbukti terlalu terbuka.
Manajemen Squad Rotation
- Pelatih harus memilih pemain terbaik. Contoh: Kroos & Modric di Liga Champions 2018.
Persiapan Mental
- Tim seperti Real Madrid terkenal dengan “DNA Liga Champions”—tetap tenang di tekanan.
Momen Knockout Stage Paling Epik
Liverpool vs AC Milan (2005)
- Final Liga Champions, Liverpool balikkan 0-3 jadi 3-3, menang adu penalti.
Jerman 7-1 Brasil (2014)
- Kekalahan terbesar tuan rumah Piala Dunia di babak semifinal.
Manchester City vs QPR (2012)
- Gol Aguero di menit 93’20” merebut gelar Premier League.
Barcelona 6-1 PSG (2017)
- Remontada legendaris di babak 16 besar Liga Champions.
Argentina vs Prancis (2022)
- Final Piala Dunia dengan 2 hat-trick (Messi & Mbappé) + drama penalti.
Kontroversi di Babak Gugur
- Peraturan Gol Tandang (Kini Dihapus) : Dulu jadi penentu di laga dua pertemuan, dianggap tidak adil bagi tim yang main extra time di kandang lawan.
- Adu Penalti yang Sering Lali Dianggap Sebagai “Lotere” : Ada banyak sekali pihak-pihak yang telah mengusulkan sistem lainnya (contoh adalah: tendangan bergantian seperti di NHL).
- Jadwal Padat & Kelelahan Pemain : Contoh adalah pada saat Final Liga Champions 2022 (Real Madrid vs Liverpool) yang juga diwarnai beberapa cedera akibat adanya jadwal terlalu padat.
Mengapa Fans Sangat Terobsesi dengan Knockout Stage?
Drama yang Tak Terduga
- Underdog bisa mengalahkan raksasa (contoh: Maroko vs Portugal di Piala Dunia 2022).
Lahirnya Legenda Baru
- Mbappé (Pildun 2018) atau Haaland (Liga Champions 2023) membuktikan diri di babak ini.
Kisah-Kisah Emosional
- Contoh: Denmark di Euro 1992 (juara setelah awalnya tidak lolos kualifikasi).