Kobbie Mainoo Tetap di MU Dan Membuktikan Kemampuannya. Musim 2025/26 Premier League baru bergulir, tapi cerita Kobbie Mainoo di Manchester United sudah jadi sorotan utama. Gelandang muda Inggris berusia 20 tahun ini sempat dirumorkan angkat kaki setelah start lambat di bawah pelatih Ruben Amorim—hanya 135 menit di dua laga awal, kebanyakan dari bangku cadangan. Tapi pada 24 September 2025, United konfirmasi bahwa Mainoo tolak tawaran loan dari Napoli dan tetap bertahan, fokus perpanjang kontrak yang habis 2027. Ini setelah diskusi intens dengan Amorim, yang yakinkan ia soal peran krusial di lini tengah. Dari gol FA Cup final lawan City tahun lalu ke starter Euro 2024 final, Mainoo kini bukti kesetiaannya dengan performa comeback: assist krusial lawan Liverpool akhir pekan lalu, bantu United menang 2-1. Di tengah skuad yang direkonstruksi pasca-inves INEOS, keputusan ini jadi angin segar buat fans Red Devils yang haus gelar. BERITA BASKET
Mengenal Pesepak Bola Kobbie Mainoo: Kobbie Mainoo Tetap di MU Dan Membuktikan Kemampuannya
Kobbie Boateng Mainoo lahir di Stockport, Inggris, pada 19 April 2005, dari orang tua Ghana. Gelandang bertubuh 172 cm ini gabung akademi United sejak usia enam tahun, debut senior Februari 2023 lawan Leeds di Premier League—langsung clean sheet. Musim debutnya 2023/24 meledak: 33 laga, 5 gol, termasuk gol pemenang FA Cup final lawan City, bikin ia jadi pahlawan usia 19 tahun. Ia starter di final Euro 2024 lawan Spanyol, meski Inggris kalah 2-1, dan capai 12 laga timnas sejak debut Maret 2024. Kontraknya perpanjang Februari 2023 sampai 2027 dengan opsi tambah tahun, gaji £25.000 seminggu yang naik otomatis berdasarkan performa. Di United, ia main sebagai deep-lying playmaker, dengan visi passing 89% akurat dan 2,5 tackle per laga. Musim lalu, cedera ankle bikin ia absen empat bulan, tapi comebacknya solid: rating rata-rata 7,3 di Sofascore. Di luar lapangan, Mainoo low-profile, dukung kampanye anti-rasisme dan charity untuk anak muda di Manchester. Ia tolak tawaran Chelsea musim panas lalu, yakin United adalah rumahnya.
Kenapa Dia Tetap Ingin di MU dan Buktikan Kemampuannya
Mainoo pilih bertahan karena keyakinan pada proyek Amorim dan ambisi pribadi. Awal musim, ia frustrasi: Amorim ubah formasi ke 3-4-2-1, bikin ia bersaing ketat dengan Bruno Fernandes dan Casemiro—hanya starter di Carabao Cup lawan Grimsby. Ia minta loan ke Napoli akhir Agustus, tapi United tolak mentah-mentah, dengan Amorim bilang “Kobbie harus fight untuk tempatnya, kami butuh dia.” Diskusi September lalu ubah segalanya: Amorim janjikan rotasi lebih banyak, terutama di UCL dan FA Cup, plus perpanjangan kontrak dengan gaji naik ke £80.000 seminggu. Mainoo, yang mimpi main World Cup 2026, sadar butuh menit reguler di level top—bukan loan ke Serie A. Bukti kemampuannya langsung kelihatan: di laga lawan Liverpool 21 September, ia masuk babak kedua, ciptakan assist untuk gol Hojlund dan menang 12 duel dari 15. Amorim puji: “Ia tingkatkan ritme permainannya, sekarang ia lebih cepat.” Kesetiaan ini juga soal akar: lahir dekat Old Trafford, Mainoo tolak rumor ke Tottenham atau Chelsea, yakin bisa jadi ikon seperti Cantona. Kontrak baru hampir tuntas, tunjukkan komitmen jangka panjang.
Tanggapan Para Fans Atas Kesetiaan Kobbie Mainoo
Fans United ramai rayakan kesetiaan Mainoo di media sosial, anggap ia “pewaris Class of ’92”. Di X, hashtag #MainooStays trending dengan 50 ribu post dalam 24 jam pasca-konfirmasi, banyak yang bilang “Ini anak lokal yang paham apa artinya United—bukan uang, tapi hati.” Seorang fan akun @RedDevilsFan bilang: “Setelah Garnacho dan Sancho pergi, Kobbie yang bertahan bikin aku bangga. Ia bukti akademi kita masih hidup.” Di forum Reddit r/reddevils, thread “Mainoo tolak Napoli—legenda masa depan?” dapat 5 ribu upvote, dengan komentar dominan dukung: “Ia fight di bawah Amorim, bukan kabur seperti yang lain.” Tapi ada skeptis: sebagian khawatir menit terbatas bikin ia stagnan, seperti “Kalau Amorim bench lagi, ia rugi buat WC 2026.” Secara keseluruhan, sentimen positif—survei fan poll di United app tunjuk 82% senang ia bertahan. Ini kontras dengan reaksi lawan: fans Liverpool sebut “Kesalahan besar, ia bakal mati di bench Amorim.” Bagi supporter, Mainoo simbol harapan di musim transisi, dorong mereka beli jersey nomor 37-nya yang laris manis.
Kesimpulan: Kobbie Mainoo Tetap di MU Dan Membuktikan Kemampuannya
Keputusan Kobbie Mainoo bertahan di Manchester United jadi cerita inspiratif di tengah gejolak skuad musim ini. Dari frustrasi bench ke assist krusial lawan rival, ia bukti kemampuan dan kesetiaan pada klub yang besarkan namanya. Dengan Amorim janjikan peran lebih besar dan kontrak baru di depan mata, Mainoo siap jadi jenderal lini tengah masa depan—mimpi World Cup 2026 makin dekat. Fans United dapat alasan baru buat optimis: di era INEOS, talenta lokal seperti ia kunci bangkit. Old Trafford butuh pahlawan, dan Mainoo sudah mulai tulis babnya. Musim panjang, tapi dengan ia di skuad, Red Devils punya fondasi solid.