ranking-indonesia-di-fifa-menurun-drastis

Ranking Indonesia di FIFA Menurun Drastis

Ranking Indonesia di FIFA Menurun Drastis. Pada 16 Oktober 2025, sepak bola Indonesia kembali dirundung kabar kurang menggembirakan dengan prediksi penurunan drastis ranking FIFA timnas senior. Berdasarkan simulasi terbaru dari pakar, skuad Garuda diproyeksikan turun tiga peringkat menjadi 122 dunia, dari posisi 119 pada update terakhir 18 September lalu. Penurunan ini langsung terkait kegagalan lolos Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026, di mana kekalahan 1-0 dari Irak menjadi pukulan telak yang mematikan mimpi Garuda. Meski update resmi baru rilis 22 Oktober nanti, tren negatif ini sudah terlihat dari dua laga FIFA Matchday September yang berakhir imbang tanpa gol lawan Lebanon dan kalah dari Bahrain. Langkah PSSI pasca-pemutusan kerja sama dengan Patrick Kluivert kini diuji, karena ranking rendah berarti tantangan lebih berat di turnamen Asia mendatang. BERITA VOLI

Latar Belakang Penurunan Ranking: Ranking Indonesia di FIFA Menurun Drastis

Ranking FIFA Indonesia tak asing dengan fluktuasi, tapi penurunan kali ini terasa lebih menyakitkan karena datang di puncak harapan. Pada September 2025, Garuda sempat bertahan di 119 dengan 1.157,98 poin, turun satu peringkat dari bulan sebelumnya. Ini hasil dari performa inkonsisten di kualifikasi: meski capai Ronde 4—prestasi historis—tim gagal raih poin maksimal di Grup B, kalah dari Arab Saudi dan Irak yang jadi penentu nasib. Sebelumnya, di bawah Shin Tae-yong, Indonesia sempat naik ke 114 pada 2024, berkat lolos Ronde 3 dan kemenangan krusial lawan Vietnam.

Faktor awal penurunan terlihat sejak pergantian pelatih Januari 2025. Kluivert bawa harapan dengan taktik Eropa, tapi adaptasi lambat bikin tim kebobolan mudah di menit akhir. Dua laga September—imbang 0-0 Lebanon dan kalah 1-0 Bahrain—cuma tambah 0,13 poin, malah bikin posisi tergeser oleh Togo dan Korea Utara. Di ASEAN, Indonesia kini tertinggal lima peringkat dari Vietnam di 114, sementara Thailand di 101 dengan poin lebih unggul. Latar ini tunjukkan bahwa meski ada kemajuan struktural, hasil lapangan tetap jadi kunci utama perhitungan FIFA yang berbasis poin kemenangan, kekalahan, dan kekuatan lawan.

Faktor Penyebab Utama: Ranking Indonesia di FIFA Menurun Drastis

Beberapa elemen jadi biang kerok penurunan drastis ini. Pertama, performa timnas di Ronde 4: dari delapan laga, cuma tiga kemenangan, satu imbang, dan empat kekalahan, bikin poin FIFA terkikis signifikan. Kekalahan tipis dari Irak, meski kompetitif, kurangi 3,39 poin potensial, dorong proyeksi turun ke 122. Kedua, cedera pemain kunci dan rotasi tak optimal di bawah Kluivert. Bek seperti Jay Idzes dan Kevin Diks tampil konsisten, tapi lini depan mandul, cuma cetak enam gol sepanjang kualifikasi.

Ketiga, jadwal padat dan kurangnya persiapan. FIFA Matchday September bentrok dengan liga domestik yang baru mulai, bikin pemain capek dan tak sinkron. Pakar sebut, Indonesia kalah saing dari tim Asia lain seperti Jepang atau Korea Selatan yang punya sistem pembinaan lebih matang. Di level klub Eropa, diaspora seperti Calvin Verdonk beri kontribusi, tapi integrasi mereka ke skuad nasional masih kurang mulus. Akhirnya, faktor eksternal seperti kontroversi pemecatan Kluivert tambah gejolak internal, bikin moral tim anjlok dan poin FIFA makin sulit dipulihkan.

Dampak dan Reaksi Publik

Penurunan ke 122 berarti Indonesia bakal hadapi seeding buruk di Piala Asia 2027, potensial grup neraka dengan raksasa seperti Jepang atau Australia. Di ASEAN, posisi ini ancam dominasi, karena Vietnam dan Thailand terus naik. PSSI di bawah Erick Thohir langsung respons dengan evaluasi mendalam, termasuk cari pelatih baru dan fokus grassroot untuk naikkan poin jangka panjang.

Reaksi netizen campur aduk. Banyak yang kecewa, tagar #RankingFIFATurun ramai di media sosial, sindir manajemen atas kegagalan berulang. “Dari 114 ke 122, kapan naik lagi?” curhat salah satu suporter, wakili frustrasi luas. Tapi ada pula yang optimis, ingatkan bahwa ranking bisa pulih dengan kemenangan uji coba November nanti. Pakar seperti mantan pelatih timnas sarankan prioritas pemain muda U-17 yang lagi persiapan Piala Dunia, biar fondasi kuat. Dampak ini juga picu diskusi reformasi liga domestik, yang dianggap kurang kompetitif untuk asah talenta nasional.

Kesimpulan

Penurunan drastis ranking FIFA Indonesia ke 122 adalah alarm keras bagi Garuda untuk bangkit. Dari latar kegagalan kualifikasi hingga faktor internal, pelajaran ini harus jadi bahan bakar regenerasi. PSSI punya waktu hingga update 22 Oktober untuk siapkan strategi, tapi yang pasti, suporter tetap setia dorong tim naik kelas. Dengan talenta diaspora dan komitmen grassroot, mimpi Piala Dunia 2030 masih terbuka lebar—asalkan langkah perbaikan tak lagi tertunda.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *