ruben-amorim-mainkan-mason-mount-di-posisi-tidak-jelas

Ruben Amorim Mainkan Mason Mount di Posisi Tidak Jelas

Ruben Amorim Mainkan Mason Mount di Posisi Tidak Jelas. Malam Minggu lalu, Old Trafford kembali bergemuruh dengan kekalahan Manchester United 3-1 dari Brentford—momen yang bikin fans Setan Merah tambah frustrasi di musim 2025/26 yang baru jalan tiga bulan. Ruben Amorim, pelatih asal Portugal yang diharapkan bawa angin segar sejak digantikan Erik ten Hag akhir musim lalu, lagi-lagi dikritik pedas atas keputusan taktikalnya. Kali ini, sorotan tertuju pada Mason Mount, gelandang serang yang dipaksa main di posisi left wing-back di menit-menit akhir laga. Amorim tetap setia pada formasi andalannya 3-4-2-1, tapi dengan memindah Mount—pemain yang dikenal sebagai nomor 10 kreatif—ke sayap kiri bertahan, ia malah bikin lini belakang tambah rapuh. Ini bukan pertama kalinya: Mount sempat dicoba di posisi serupa saat kalah dari Tottenham bulan lalu. Dengan United kini terperosok di posisi 12 klasemen Premier League dan tekanan dari Sir Jim Ratcliffe semakin kuat, keputusan Amorim ini jadi perdebatan panas. Apakah ini inovasi taktik atau kekacauan? Mount sendiri, yang baru pulih dari cedera hamstring empat bulan, bilang ia siap adaptasi, tapi fans dan legenda klub mulai angkat suara. BERITA BASKET

Mengenal Profil Pesepak Bola Mason Mount: Ruben Amorim Mainkan Mason Mount di Posisi Tidak Jelas

Mason Mount lahir 10 Januari 1999 di Portsmouth, Inggris, dan tumbuh di akademi Chelsea sejak usia enam tahun. Ia debut senior untuk The Blues pada 2019, tapi puncak karirnya datang musim 2019/20 saat Frank Lampard kasih peran bebas sebagai gelandang serang—cetak 13 gol dan 5 assist di Premier League, bantu Chelsea finis keempat. Mount dikenal dengan work rate tinggi: ia sering pimpin pressing, punya visi passing akurat (rata-rata 85 persen), dan tendangan jarak jauh yang mematikan, seperti gol ikoniknya lawan Tottenham di final Carabao Cup 2022. Ia juga andalan timnas Inggris, main di Euro 2020 dan 2024, meski jarang starter. Pindah ke Manchester United pada Juli 2023 dengan biaya £55 juta plus add-on, Mount diharapkan jadi pengganti Bruno Fernandes di lini tengah. Tapi, nasib sial: cedera kaki, hamstring, dan otot bikin ia cuma main 26 kali di musim pertamanya, dengan kontribusi minim—hanya satu gol. Musim ini, di bawah Amorim, Mount sempat comeback April lalu lawan Nottingham Forest sebagai sub, cetak dua gol krusial di Europa League semi-final lawan Athletic Club. Tapi, posisi “tidak jelas” ini bikin fans tanya: apakah Mount bisa bangkit, atau malah tenggelam lagi?

Dimanakah Mason Mount Diposisikan Untuk Bermain

Di laga lawan Brentford kemarin, Amorim mulai Mount sebagai salah satu dari dua nomor 10 di belakang striker Joshua Zirkzee—posisi yang seharusnya ideal buat kreativitasnya. Tapi, saat skor 0-2 di menit 65, Amorim ganti strategi: masukkan Kobbie Mainoo dan Zirkzee untuk tambah serangan, tapi tanpa wing-back kiri alami, Mount dipindah ke left wing-back. Ia akhirnya main di sana selama 25 menit, tugasnya tutup ruang, overlap, dan blok serangan balik Brentford—posisi yang jauh dari zona nyamannya di tengah. Amorim bilang pasca-laga, “Mason pernah main di sistem ini di Chelsea, baik kiri atau kanan, jadi cocok.” Tapi kenyataannya, Mount keliatan kikuk: ia kehilangan dua duel udara dan cuma satu umpan kunci, sementara Brentford cetak gol ketiga via counter di sayapnya. Ini mirip eksperimen Amorim sebelumnya: di derby lawan City Desember lalu, Mount dicoba sebagai dynamic No. 8 yang geser ke wing-back, hasilnya ia cedera lagi. Formasi 3-4-2-1 Amorim butuh wing-back fleksibel, tapi Mount—dengan tinggi 172 cm dan gaya box-to-box—lebih cocok sebagai attacking midfielder. Amorim akui punya “dua posisi” buat Mount, tapi eksperimen ini bikin tim kebobolan lebih mudah, terutama tanpa Luke Shaw yang cedera.

Tanggapan Para Fans Ataupun Legenda MU Atas Posisi Bermain Mason Mount

Reaksi meledak sejak peluit akhir. Di media sosial, fans United banjiri X dengan meme Mount sebagai “wing-back dadakan”—satu tweet viral bilang, “Amorim pikir Mount bisa jadi Ashley Cole? Ini bukan FIFA, bro.” Survei informal di forum Red Devils nunjukkin 72 persen fans setuju posisi ini “gila”, apalagi setelah United kalah empat dari enam laga terakhir. Gary Neville, legenda United dan analis Sky Sports, paling vokal: di podcastnya kemarin, ia bilang, “Aku susah nonton Mount main left wing-back. Bahkan di posisi naturalnya aja dia struggle, ini konyol total. Amorim harus realistis, Mount bukan bek.” Roy Keane, eks kapten, tambah pedas di talk show ITV: “Ini soal identitas tim. Mount bagus pressing, tapi paksa dia bertahan di sayap? Itu bikin dia hilang percaya diri, dan tim keliatan lemah.” Di sisi positif, Bruno Fernandes—kapten United—dukung di konferensi pers: “Mason pekerja keras, ia bilang ke Ruben ia siap adaptasi. Kami butuh kesabaran.” Tapi secara keseluruhan, tekanan ke Amorim naik: petisi online minta “pulangkan Mount ke No. 10” udah kumpul 15.000 tanda tangan dalam 24 jam. Legenda seperti Paul Scholes bilang ini “eksperimen berisiko” yang bisa bikin Mount pindah lagi, mirip rencana Fenerbahce musim panas.

Kesimpulan: Ruben Amorim Mainkan Mason Mount di Posisi Tidak Jelas

Keputusan Ruben Amorim mainkan Mason Mount di posisi left wing-back lawan Brentford jadi simbol kekacauan taktikal Manchester United saat ini—dari profil brilian di Chelsea jadi korban rotasi Amorim yang terlalu ambisius. Mount, dengan potensi pressing dan kreativitasnya, seharusnya jadi senjata di nomor 10, bukan tambal sulam di sayap. Tanggapan fans dan legenda seperti Neville-Keane tunjukkin keresahan: tanpa adaptasi cepat, Amorim bisa kehilangan kepercayaan total. Tapi, kalau Mount bisa buktiin diri—like gol-golnya di Europa League—ini bisa jadi turning point. United butuh kemenangan lawan City akhir pekan ini buat redam api, dan Amorim harus pilih: eksperimen atau hasil? Bagi Mount, ini ujian karir: bangkit sebagai pahlawan, atau tenggelam di Old Trafford yang kejam. Fans Setan Merah berharap cerita ini berakhir bahagia, bukan tragedi lain di musim yang udah penuh drama.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *